JATIMTIMES - Dari ribuan karya yang bertarung memperebutkan perhatian juri, sebuah film pendek dari Kota Malang justru melesat paling terang. JIMAT, karya siswa MAN 1 Kota Malang, menjadi penanda bahwa kreativitas pelajar madrasah bisa berdiri kokoh di panggung nasional. Film ini meraih Juara 1 Lomba Video Kreatif dalam gelaran Festival Literasi Keagamaan 2025, ajang yang digagas Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan (PBAL2K) Kementerian Agama (Kemenag).
Festival yang diikuti lebih dari 3.600 peserta dari madrasah, sekolah umum, hingga perguruan tinggi itu menjadi arena yang tidak main-main. Antusiasme peserta menggambarkan bahwa isu literasi keagamaan bukan sekadar wacana, tetapi kebutuhan generasi muda.

Di balik kemenangan JIMAT, ada kerja kolektif para siswa yang meramu cerita hingga menjadi film yang matang. M. Ramadhani Harya Saputra duduk sebagai sutradara dan produser. Tiga pemeran utamanya, M. Faizal Akbar (Iman), Ahmad Amin Quthby (ayah), dan Septian Adi Kurniawan (guru BK), membawa karakter dengan intensitas yang kuat. Tim kreatif lain ikut memperkokoh film ini: penulis naskah Mahyana Diza Hayu, sinematografer Rifat Alimadin Fitrianto, DOP sekaligus editor A. Faiq Abdillah, serta hadirnya OST 'Sesuatu Berharga' yang memantik emosi penonton.
Baca Juga : Fraksi Golkar DPRD Jatim Dorong Pemprov Petakan Setiap Potensi untuk Genjot Pendapatan Daerah
Kualitas produksi yang rapi dan pesan moral yang tajam membuat JIMAT melaju mulus menjadi jawara. Film ini bukan hanya bicara teknis visual, tapi juga menyuarakan nilai-nilai yang relevan dengan literasi keagamaan masa kini.
Kepala MAN 1 Kota Malang, Dr. Sutirjo, M.Pd, memaknai kemenangan ini sebagai bukti bahwa madrasah bisa menggabungkan kreativitas digital dengan pendidikan karakter. “Prestasi ini menunjukkan bahwa siswa madrasah mampu bersaing secara nasional dan tetap membawa pesan moderasi beragama,” ujarnya dalam keterangan.
Lewat JIMAT, generasi muda madrasah kembali membuktikan bahwa karya audiovisual bisa menjadi medium kuat untuk menyampaikan pesan spiritual yang sederhana namun menggetarkan, pesan yang bukan hanya ditonton, tetapi dirasakan.
Baca Juga : Polisi Amankan Ratusan Kendaraan dan Pelaku Balap Liar Pada Razia di Depan Stadion Kanjuruhan
Di sisi lain, Kepala PBAL2K Dr. H. Sidik Sisdiyanto, M.Pd melihat gelaran ini sebagai langkah strategis untuk menanamkan pemahaman keagamaan yang tidak kaku dan tetap relevan bagi generasi muda. Ia menekankan bahwa ruang kreatif seperti festival ini bukan sekadar ajang lomba, melainkan bagian dari gerak panjang Kemenag membangun literasi yang sehat. "Kegiatan kreatif semacam ini sejalan dengan arah kebijakan Kemenag untuk memperkuat literasi keagamaan yang moderat dan membumi," tegasnya.
Sementara itu, puncak festival ini dilaksanakan pada 20 November 2025 di Auditorium H.M. Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta. Momen tersebut makin semarak dengan hadirnya Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, yang menyampaikan dukungan penuh terhadap penguatan literasi. Selain penyerahan penghargaan bagi para juara, acara juga menyuguhkan anugerah Tokoh Literasi Keagamaan, pertunjukan seni bertema literasi, serta rangkaian podcast yang melibatkan para pelajar.
