Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Wali Kota Blitar Mas Ibin: Saya Ini Juga Babu, Tuan Saya Masyarakat

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

19 - Oct - 2025, 16:39

Placeholder
Bekerja bukan soal jabatan, tapi ketulusan. Mengenakan kaos bertuliskan “Babune Masyarakat”, Wali Kota Blitar Mas Ibin memberi teladan lewat tindakan sederhana: menyapu, melayani, menginspirasi. (Foto: Ist)

JATIMTIMES - Pagi itu, matahari belum sepenuhnya terik ketika arus manusia mulai menipis di Jalan Merdeka, Kota Blitar. Pada Minggu, 19 Oktober 2025, musik senam telah berhenti, tenda-tenda UMKM perlahan dibongkar, dan para petugas kebersihan mulai memungut sisa plastik yang tercecer di jalan.

Di antara mereka, seorang pria berkaus hitam bertuliskan “Babune Masyarakat” tampak mengambil sapu lidi dan ikut menyapu. Ia bukan petugas kebersihan, melainkan Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin.

Baca Juga : Wali Kota Batu Dorong Pokir untuk Pendidikan, Begini Tanggapan DPRD

Tanpa jarak, Mas Ibin bergerak menyapu sisa-sisa acara Car Free Day (CFD) yang baru saja usai. Bagi sebagian orang, tindakan itu mungkin sederhana. Tapi bagi warga Blitar, pemandangan seperti ini sudah biasa: seorang kepala daerah yang memilih memimpin dengan cara paling dasar, yaitu melayani.

“Kalau masyarakat sudah lelah beraktivitas, tugas kita melayani sampai tuntas,” ujar Mas Ibin singkat pagi itu.

Filosofi dari Sebuah Kaos Hitam

Kaus hitam yang ia kenakan hari itu bukan sekadar pakaian santai. Di bagian dada, terpampang kalimat sederhana: “Babune Masyarakat: Kepemimpinan adalah tentang melayani, bukan dilayani.”

Kalimat itu bukan slogan kosong. Ia adalah refleksi dari cara Mas Ibin memahami mandat kekuasaan. Dalam wawancara usai kegiatan, ia menegaskan bahwa menjadi pemimpin berarti siap menjadi pelayan, bukan penguasa.

 “Saya ini juga babu.Karena sesungguhnya masyarakat itu tuan saya. Kalau mereka datang meminta tolong, saya harus siap melaksanakan. Jadi pemimpin itu melayani, bukan sebaliknya,” katanya sambil tersenyum. 

Bagi Mas Ibin, panggilan “babu” bukan bentuk kerendahan diri, melainkan pernyataan sikap: bahwa tanggung jawab seorang kepala daerah adalah memastikan rakyatnya mendapat pelayanan terbaik, dari urusan besar hingga hal-hal kecil seperti kebersihan usai acara.

Ibin nyapu

CFD: Ruang Hidup Bersama

Aksi menyapu itu berlangsung setelah kegiatan Blitar GEMAS (Gerakan Minggu Sehat) dalam rangka Hari Perhubungan Nasional 2025. Sejak dibuka kembali pada Mei 2025, CFD Blitar telah menjadi magnet baru bagi warga setiap Minggu pagi.

 “Sudah tujuh bulan berjalan, dan setiap minggu selalu ramai. Sekarang pedagang yang ikut berjualan lebih dari 400 tenance,” ujar Mas Ibin.

Kegiatan ini, lanjutnya, bukan hanya tempat warga berolahraga. Di sana, roda ekonomi kecil berputar. Ratusan pelaku UMKM memasarkan produk, dari kuliner, pakaian, hingga hasil kerajinan.

“Selain badan sehat, perdagangan juga tumbuh pesat. Teman-teman ekonomi rakyat ikut bergerak,” kata dia.

Yang menarik, seluruh pedagang diminta menjaga kebersihan dan kerapian secara mandiri. “Mereka sudah terbiasa membersihkan sendiri setelah berdagang. Jadi, CFD bukan hanya ruang ekonomi, tapi juga pendidikan sosial,” tambahnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Blitar, Juari, menyebut CFD sebagai contoh sinergi lintas sektor. “Setiap minggu, pelaksana acaranya bergilir antar-OPD di lingkungan Pemkot Blitar.Sampai akhir tahun ini jadwalnya sudah penuh. Bahkan banyak pihak swasta yang antre ingin berpartisipasi memberi doorprize untuk masyarakat,” ujarnya. 

Menurut Juari, semangat CFD adalah kolaborasi. Pemerintah kota berperan sebagai fasilitator, sementara masyarakat dan sponsor menjadi penggerak kegiatan.Hal itu sejalan dengan prinsip efisiensi yang diterapkan Mas Ibin.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat hemat, hanya menghabiskan sekitar lima juta rupiah, namun tetap bisa meriah dan menghibur masyarakat. “Dengan biaya segitu, kita sudah bisa menyelenggarakan senam, hiburan, dan doorprize untuk warga,” ujarnya. Ia menambahkan, pemerintah ingin melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien, tetapi tetap melibatkan masyarakat luas serta sponsor yang ingin berkontribusi.

Mas Ibin menegaskan, Pemkot Blitar tidak pernah meminta atau memungut biaya kepada sponsor. “Siapa saja yang ingin berpartisipasi, silakan. Kami buka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin mem-branding usahanya di CFD,” ujarnya.

Baca Juga : Wali Kota Batu Dorong Dana Pokir DPRD untuk Bantu Peningkatan Mutu Pendidikan

Kini, di sepanjang Jalan Merdeka, komunitas olahraga, pelaku usaha, lembaga kesehatan, hingga kelompok sosial bergantian tampil dan membuka stan pelayanan publik. “Bahkan pengobatan gratis dan sosialisasi keselamatan lalu lintas juga ada,” tambahnya.

Penyelenggaraan CFD kali ini bertepatan dengan peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas). Tema besar “Bakti Transportasi untuk Negeri” diterjemahkan Pemkot Blitar dalam bentuk aktivitas publik yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.

Blitar GEMAS menghadirkan senam bersama Mbak Novi, hiburan musik dari Sya Music & Friend, serta penampilan spesial Iva Jenvya dan Dyana Dewi. Ratusan doorprize, termasuk sepeda dan perlengkapan elektronik, menambah semarak acara.

Namun di balik kemeriahan itu, ada pesan yang lebih dalam: membangun kesadaran publik akan pentingnya transportasi ramah lingkungan, tertib berlalu lintas, dan gaya hidup sehat.

“CFD bukan hanya hiburan. Ini bagian dari pembangunan karakter warga kota,” kata Juari.

Dari Menyapu ke Melayani

Tepat pukul sembilan pagi, matahari mulai meninggi ketika panggung hiburan resmi ditutup. Beberapa warga masih berfoto, yang lain menenteng hasil belanjaan. Di sisi barat alun-alun, Mas Ibin berdiri dengan sapu lidi di tangan, menyapu daun-daun kering dan sisa sampah yang berserak di sela jalan.

Bagi warga yang melintas, pemandangan itu seolah menegaskan: jabatan bukan alasan untuk berhenti bekerja. “Pak Wali kok nyapu, hebat ya,” ujar seorang ibu, senyumnya mengembang di tengah kerumunan.

Mas Ibin hanya tertawa kecil. “Ya, ini bagian dari pelayanan. Kalau mau bersih, ya mulai dari diri sendiri,” katanya.

Dalam pandangan Mas Ibin, kepemimpinan yang baik bukan diukur dari seberapa tinggi jabatan, melainkan seberapa rendah hati seorang pemimpin mau menunduk—menyapu jalan yang baru dilewati warganya.

Itulah makna paling dalam dari tulisan di kaus hitamnya: “Babune Masyarakat.”

Ibin dan warga

CFD Blitar hari itu berakhir seperti biasa, dengan tawa, peluh, dan semangat warga yang tetap tinggi. Namun di tengah riuh rendah aktivitas itu, sosok wali kota yang memegang sapu menjadi gambaran paling nyata dari arah pembangunan Kota Blitar saat ini, yaitu pemerintahan yang melayani, bukan dilayani.

Kota Blitar terus tumbuh, bukan semata karena program-programnya, tetapi karena nilai-nilai yang ditanamkan dalam setiap kebijakan: kebersamaan, efisiensi, dan keberpihakan pada rakyat.

Seperti sapu lidi yang kuat karena diikat bersama, Kota Blitar pun melangkah maju karena warganya bergerak dalam satu semangat: membangun dari bawah, dengan hati yang melayani.


Topik

Pemerintahan wali kota blitar mas ibin cdf kota blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Batu Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan