Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pendidikan

Choirunisa, Anak Sopir Truk yang Tak Tamat SD Jadi Lulusan Terbaik di STIE Malangkucecwara

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : A Yahya

12 - Oct - 2025, 18:33

Placeholder
Choirunisa, wisudawan asla Selobrojo, Ngantang yang jadi lulusan terbaikJurudan Akutansi STIE Malangkucecwara (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Di tengah gemuruh tepuk tangan ruang wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara, Sabtu (11/10/2025), nama Choirunisa disebut paling akhir, tapi justru paling bergema. Mahasiswi angkatan 2021 itu dinobatkan sebagai lulusan terbaik pertama Jurusan Akuntansi dalam Wisuda Sarjana dan Pascasarjana ke-78 dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,98. Namun di balik toga dan senyum anggunnya, tersimpan kisah perjuangan yang mengagumkan.

Choirunisa tumbuh besar di Dusun Selobrojo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, sebuah daerah kecil di Malang yang dikelilingi perbukitan dan sawah. Dari sanalah perjalanan akademiknya bermula, dari keluarga sederhana yang belum pernah mengenal bangku kuliah. “Ayah saya sopir truk pasir, ibu buruh tani. Kakak juga sopir truk. Pendidikan orang tua hanya sampai SD, itu pun tidak tamat,” ujarnya.

Baca Juga : Amangkurat II, Karaeng Naba, dan Tragedi Karaeng Galesong

Meski begitu, justru dari kesederhanaan itulah tekad besar tumbuh. Ia ingin jadi sosok pertama di keluarganya yang menembus batas itu, mengenakan toga dan membuktikan bahwa pendidikan bisa mengubah arah hidup.

Perjalanan kuliahnya tidak mulus. Awalnya, Choirunisa lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), tapi gagal melanjutkan karena terlambat daftar ulang karena keterbatasan ekonomi. Dari situ ia pun kemudian masuk dalam daftar blacklist. Alih-alih menyerah, ia mencari jalan lain. Ia mendaftar di STIE Malangkucecwara (ABM), kampus ekonomi terbaik di Malang, melalui program beasiswa unggulan. 

Saat hendak mendaftar beasiswa unggulan, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah sudah diterima di perguruan tinggi. Karena itu, ia berkonsultasi dengan guru BK yang kemudian menyarankan STIE Malangkucecwara, kampus ekonomi dan manajemen ternama di Malang. Dari saran itulah langkahnya dimulai. Ia mendaftar, diterima, dan akhirnya berhasil meraih beasiswa unggulan yang membuka jalan menuju impian kuliah.

“Saya dulu anak IPA, tapi sejak SMA sudah tertarik akuntansi. Waktu dengar ada beasiswa unggulan, saya langsung daftar. Alhamdulillah diterima juga,” kenangnya. Momen itu menjadi titik balik hidupnya. Dari seorang siswi desa yang hampir kehilangan kesempatan kuliah, kini ia resmi jadi mahasiswi penerima beasiswa unggulan.

Sejak semester dua, Choirunisa sudah aktif mencari pengalaman di luar kampus. Ia memulai dari hal kecil, mengajar online gratis bagi siswa sekolah. Tak disangka, banyak yang berminat. Dari situlah lahir kelas bimbingan belajar yang ia kelola sendiri. “Awalnya cuma coba-coba bikin kelas gratis. Ternyata banyak yang daftar. Akhirnya saya lanjutkan, bahkan sampai sekarang masih jalan,” ujarnya. Selain mengajar secara mandiri, ia juga bergabung di beberapa lembaga bimbel di Malang untuk mengajar anak SD hingga SMA.

Tak berhenti di situ, sejak semester enam hingga delapan, ia aktif membantu dosen dalam proyek audit buku keuangan. Dari situ pula jejaring profesionalnya terbuka. Ia mulai dikenalkan ke berbagai kantor akuntan publik dan jasa akuntan, hingga akhirnya dipercaya membantu proyek-proyek audit di dunia nyata.

Baca Juga : Keracunan MBG Bikin Siswa dan Orang Tua Masih Trauma, Dewan Dorong Pemkot Batu Beri Sosialisasi

Choirunisa percaya, belajar sejati bukan hanya soal menghafal teori, tapi bagaimana pengetahuan itu bisa dibagikan. Ia kerap membantu teman-temannya memahami materi kuliah. “Bagi saya, cara terbaik mengingat pelajaran adalah dengan mengajarkannya ke orang lain,” katanya ringan. Kebiasaannya itu bukan hanya memperkuat ingatannya, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan empati, dua hal yang membawanya bertahan di tengah kesibukan kuliah dan pekerjaan.

Ketika ditanya apa yang memotivasi perjalanan panjangnya, Choirunisa tersenyum. “Dulu di desa saya, anak yang kuliah itu bisa dihitung jari. Tapi saya yakin, pendidikan bisa mengubah cara kita melihat dunia. Saya ingin keluarga saya juga melihat bahwa kuliah bukan hal yang menakutkan,” ujarnya lirih tapi mantap. 

Ia berpesan kepada teman-teman muda dari latar belakang serupa agar tak ragu bermimpi. “Kalau keluarga merasa tidak mampu, cari beasiswa. Banyak jalan terbuka asal kita mau berusaha. Yang penting, selalu ingat tujuan awal kuliah: untuk berkembang, berkontribusi, dan membawa perubahan,” tutupnya.

Dari Selobrojo ke panggung wisuda, Choirunisa membuktikan bahwa garis hidup bisa digambar ulang oleh keberanian dan ketekunan. Bahwa anak sopir truk dan buruh tani yang tak lulus SD pun bisa jadi lulusan terbaik ekonomi di Malang, asalkan tak berhenti melangkah.


Topik

Pendidikan stie malangkucecwara lulusan stie malangkucecwara choirunnisa wisuda stie malangkucecwara



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Batu Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

A Yahya

Pendidikan

Artikel terkait di Pendidikan