Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Agama

Kisah Abdul Malik: Dermawan Khorasan yang Menguji Makna Kekayaan

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

10 - Sep - 2025, 09:57

Placeholder
Ilustrasi Abdul Malik, saudagar kaya dari Khorasan, yang memilih jalan berbeda dalam memaknai harta dan kemurahan hati (ist)

JATIMTIMES - Sejarah sufistik sering menghadirkan kisah yang lebih mirip cermin kehidupan ketimbang dongeng. Salah satunya adalah cerita tentang Abdul Malik, saudagar kaya dari Khorasan, yang memilih jalan berbeda dalam memaknai harta dan kemurahan hati.

Abdul Malik dikenal luas karena kedermawanannya. Ia kerap mengundang orang miskin untuk makan dan berbagi dari kekayaannya yang melimpah. Namun suatu hari, ia merasakan kebebasan yang lebih besar justru saat memberikan hampir seluruh hartanya, bukan hanya sebagian kecil. Keputusan itu mengantarkannya pada langkah berani: menyerahkan hidup dan seluruh kekayaannya demi kesejahteraan sesama.

Baca Juga : Maulid Nabi dan Milad BKPRMI di Makam Bung Karno, Wali Kota Blitar Ajak Perkuat Ukhuwah dan Kebangsaan

Dalam salah satu momen sembahyangnya, Abdul Malik menyaksikan sebuah peristiwa yang sulit dipercaya. Dari lantai kamarnya muncul sosok gaib berjubah perca, jelas penampilan seorang darwis.

“Wahai Abdul Malik, manusia murah hati dari Khorasan!” sapa sosok itu. “Aku adalah dirimu sendiri. Karena engkau telah melepaskan kekayaan tanpa merasa hebat, aku menganugerahkanmu dari sumber anugerah yang sejati.”

Sosok darwis itu menjanjikan sesuatu yang tak masuk akal: setiap kali ia dipukul, tubuhnya akan berubah menjadi emas. Emas itu bisa diambil Abdul Malik, tanpa perlu merasa bersalah atau takut menyakitinya. Sejak hari itu, keajaiban tersebut benar-benar terjadi dan emas itu selalu dibagikan Abdul Malik untuk membantu orang lain.

Kisah aneh ini tidak berhenti di situ. Seorang teman Abdul Malik bernama Bay-Akal yang sempat menyaksikan peristiwa tersebut merasa tergoda. Ia berpikir bisa menirukan cara yang sama. Dengan polos namun serakah, ia mengundang para darwis untuk makan. Namun alih-alih hormat, Bay-Akal justru memukul mereka dengan besi, berharap mereka akan berubah menjadi emas.

Tentu saja, tak ada mukjizat terjadi. Para darwis yang terluka menyeret Bay-Akal ke hadapan hakim. Ia beralasan hanya mengikuti apa yang dilakukan Abdul Malik. Namun saat dimintai keterangan, Abdul Malik menegaskan bahwa cerita Bay-Akal hanyalah karangan dan tindakannya tidak bisa dibenarkan. Akhirnya Bay-Akal dijatuhi hukuman dirawat di rumah sakit jiwa, sementara para darwis pulih dari luka mereka.

Baca Juga : Kasus Penahanan Ijazah Masih Ada di Kota Batu, Gara-gara Tunggakan Biaya Sekolah

Meski tidak seorang pun percaya bahwa emas bisa lahir dari pukulan, Abdul Malik tetap hidup dengan keajaiban itu. Ia terus memecahkan “dirinya” yang menjelma emas, lalu membagikannya kepada mereka yang membutuhkan hingga akhir hayatnya.

Cerita ini kemudian dikumpulkan Idries Shah dalam bukunya Tales of The Dervishes, yang di Indonesia diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi Harta Karun dari Timur Tengah, Kisah Bijak Para Sufi. Kisah tersebut bukan sekadar dongeng, melainkan perumpamaan yang menyiratkan pesan: kebajikan sejati bukanlah tentang harta, melainkan kesediaan melepaskan ego demi memberi.


Topik

Agama Abdul Malik Kisah Abdul Malik Dermawan Khorasan Makna Kekayaan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Batu Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Sri Kurnia Mahiruni