JATIMTIMES – Polres Sumenep diduga menyuap driver ojek online (ojol) agar tak ikut demo yang digelar Cipayung Plus (PMII, HMI, GMNI, IMM dan Aliansi BEM Sumenep) di depan Mapolres tersebut, pada Senin (01 September 2025). Tudingan ini disampaikan oleh salah satu Koordinator Umum (Kordum), Khoirus Sholeh saat demo berlangsung.
“Temuan teman kami, ada uang dari Polres Sumenep diberikan kepada ojol sekitar Rp 150 ribu, agar tidak ikut demo,” ujarnya di sela-sela demo.
Baca Juga : Jejak Aksi Massa dalam Sejarah Islam: Adakah Demo di Zaman Nabi?
Pria yang akrap dipanggil Eros itu mengaku kesal dengan praktik yang dimaksud. Pasalnya, hal itu dinilai menodai integritas Polisi sebagai penegak hukum.
“Kami tidak ingin menoleransi jika hal ini terjadi lagi,” tambahnya.
Selain itu, Ketua PC PMII Sumenep ini mengimbau, apabila praktik tersebut terbukti, Kapolres harus memberikan tindakan tegas.
Terkait hal itu, Eros juga menyuarakan pada saat menyampaikan orasi. “Ini merusak demokrasi,” tegasnya.
Menanggapi isu tersebut, Kapolres Sumenep AKBP Rivanda mengaku bahwa pihaknya tidak melakukan praktik yang menghalangi aspirasi masyarakat.
“Kami tidak pernah menghalangi-halangi ojol,” ucapnya.
Baca Juga : PCNU Surabaya Bagikan Seribu Donat untuk Aparat TNI, Kepolisian dan Elemen Masyarakat
Bahkan AKBP Rivanda mengaku, pihaknya sempat menyambut para driver ojol di Masjid Wali Songo saat mereka mendatangi Polres Sumenep untuk menyampaikan keluh kesah.
“Pada intinya, kami tidak pernah menghalang-halangi seseorang yang datang ke Polres Sumenep,” pungkasnya.
Untuk diketahui, aksi ini digelar sebagai bentuk respon terhadap tindakan anarkis pihak kepolisian yang menewaskan Affan Kurniawan saat demo di Jakarta.
