Dibubarkan di Madiun, Bedah Buku #ResetIndonesia di Trenggalek Justru Dipenuhi ASN

23 - Dec - 2025, 09:48

Tampak banyak ASN yang mengenakan seragam kheki hadir di acara bedah buku #ResetIndonesia. (Foto: Instagram @idbaruid)

JATIMTIMES - Suasana berbeda terlihat dalam gelaran bedah buku #ResetIndonesia di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Setelah sebelumnya dibubarkan paksa di Madiun, forum diskusi buku ini justru berlangsung terbuka dan ramai, bahkan dihadiri mayoritas Aparatur Sipil Negara (ASN).

Bedah buku #ResetIndonesia digelar di Hutan Kota Trenggalek, Senin (22/12/2025). Acara yang diselenggarakan Kabar Trenggalek tersebut menghadirkan tim lengkap penulis buku yang tergabung dalam Ekspedisi Indonesia Baru, yakni Dandhy Laksono, Farid Gaban, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu.

Baca Juga : Filano Diseruduk PCX, Satu Pengendara Meninggal di Jalan Selorejo

Ratusan peserta tampak memenuhi lokasi acara. Selain ASN, diskusi juga diikuti masyarakat umum hingga kalangan akademisi. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin turut hadir dan memimpin langsung jalannya forum bedah buku.

Forum diskusi berjalan lancar dengan mengangkat beragam isu. Mulai dari persoalan pendidikan, narasi federasi, hingga isu lingkungan. Dalam kesempatan itu, sejumlah peserta juga menyampaikan penolakan terhadap rencana penambangan emas di wilayah Trenggalek.

Kehadiran peserta dari berbagai latar belakang ini menjadi pemandangan yang kontras jika dibandingkan dengan agenda serupa yang digelar sebelumnya di Kabupaten Madiun.

Sebagaimana diketahui, bedah buku #ResetIndonesia di Desa Gunungsari, Madiun, pada Sabtu (20/12/2025), batal terselenggara setelah dibubarkan aparat dan pemerintahan setempat. Diskusi yang rencananya terbuka untuk umum itu bahkan belum sempat dimulai.

Sejumlah peserta yang baru tiba di lokasi diminta untuk langsung pulang. Alasan pembubaran disebut terkait perizinan kegiatan.

Peristiwa di Madiun tersebut sempat terekam video dan beredar luas di media sosial. Dalam video yang diunggah akun Instagram @idbaruid, terlihat seorang pria meminta panitia dan peserta membubarkan diri.
“Pulang mas, pulang aja,” kata pria tersebut.

Ia juga menyebut acara itu bukan murni kegiatan seni dan budaya.
“Kalau anda kelompok seni budaya. Tapi kalau ditunggangi reset Indonesia janganlah, kan kasihan Pundensari mas,” ujarnya.

Dalam forum di Trenggalek, Bupati Mochamad Nur Arifin secara terbuka menyampaikan pandangannya mengenai buku Reset Indonesia. Ia bahkan merekomendasikan buku tersebut, terutama bagi pemegang jabatan publik.

“Saya merekomendasikan buku ini (kepada) siapapun, khususnya bagi para pemegang amanah untuk kita terus mencari alternatif yang lebih adil untuk semua,” kata Arifin.

Ia menekankan pentingnya keadilan dalam berbagai aspek. “Adil untuk rakyatnya, adil untuk alamnya, dan juga adil untuk generasi selanjutnya,” lanjutnya.

Arifin juga menyoroti pentingnya sikap kritis dan refleksi diri. “Saya sangat merekomendasikan (bedah buku ini digelar di daerah lain) karena orang yang tidak maju adalah orang yang gagal mengkritik atau kalau bahasa Islamnya melakukan mukhasabah di dalam dirinya sendiri,” ujarnya.

“Jadi selama kita tidak menggugat pikiran kita sendiri, selama kita tidak mengkoreksi perilaku kita sendiri, maka bisa dipastikan jalannya kita tentu tidak akan baik-baik saja,” tambahnya.

Baca Juga : Bocah Berusia 9 Tahun Jalani Operasi Usai Tertimpa Material Rumah Ambruk

Diketahui, pasca pembubaran diskusi di Madiun, tim penulis Reset Indonesia juga mengaku mengalami teror. Dua mobil yang digunakan penulis dilempari telur oleh orang tak dikenal pada Minggu (21/12/2025) dini hari.

Insiden itu terjadi sekitar pukul 03.05 WIB. Berdasarkan keterangan yang diunggah akun Instagram @idbaruid, dua mobil tersebut sedang terparkir di pinggir jalan sebelum didatangi empat orang tak dikenal yang berboncengan menggunakan dua sepeda motor. Dan kemudian telur dilemparkan ke bagian depan kaca mobil.

“Dua mobil kita dilempar oleh 4 orang. Tidak terdeteksi ya, mereka bawa motor gitu boncengan beriringan gitu, terus lempar,” kata tim buku Reset Indonesia.

“Untungnya ada dua tim kita yang tidur di mobil, memang sengaja untuk standby dan mereka memantau apa yang akan terjadi setelah kejadian tadi, di pasar tadi, Pundensari (pembubaran diskusi buku Reset Indonesia),” lanjutnya.

Teror tersebut terjadi tak lama setelah pembubaran diskusi di Pasar Pundensari, Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun, yang dilakukan aparat pemerintah setempat bersama kepolisian pada Sabtu malam (20/12/2025).

Sebagai informasi, Buku Reset Indonesia merupakan karya kolektif Tim Indonesia Baru yang ditulis oleh Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu. Agenda diskusi digelar untuk membedah isi buku sekaligus membuka ruang pertukaran gagasan mengenai kondisi sosial dan demokrasi di Indonesia.

Sepanjang dua bulan terakhir sejak diluncurkan pada Oktober 2025, diskusi Reset Indonesia telah digelar di sekitar 45 titik di berbagai daerah. Wilayah yang telah disambangi antara lain Jabodetabek, Serang, Sumedang, Bandung, Pangandaran, Purwokerto, Cirebon, Pekalongan, Brebes, Batang, Yogyakarta, Solo, Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, hingga Madiun.

Sebelum insiden di Madiun, diskusi buku ini juga pernah digelar di Pendopo Wakil Bupati Banyumas, Jawa Tengah, pada 4 Desember 2025 atas undangan komunitas budaya Logawa. 

Selama ini, diskusi Reset Indonesia menyasar berbagai kalangan, mulai dari komunitas budaya, mahasiswa, pelajar, hingga petani dan nelayan, sebagai ruang dialog terbuka membahas isu-isu kebangsaan dan demokrasi.