JATIMTIMES - Program nasional pembangunan 3 juta rumah turut menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Malang. Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan bahwa karakter Kota Malang tidak bisa disamakan dengan wilayah kabupaten, terutama soal harga tanah dan daya tarik investasi.
Wahyu menjelaskan, dalam rapat koordinasi bersama Kementerian Perumahan, Pemkot Malang telah menyampaikan sejumlah pertimbangan. Salah satunya terkait skema kredit usaha rakyat (KUR) perumahan yang harus menyesuaikan dengan kondisi riil Kota Malang.
Baca Juga : Sepanjang Tahun 2025 Timbulan Sampah di Kota Batu Sentuh Angka 44.178 Ton
“Di Kota Malang harga tanah memang berbeda dengan kabupaten. Ada standardisasi tipe rumah yang tidak boleh melewati harga jual yang sudah ditetapkan Kementerian Perumahan,” ujar Wahyu.
Menurut wali kota, target pembangunan rumah di Kota Malang tidak bisa dipatok sama dengan Kabupaten Malang. Namun, justru tingginya minat investasi perumahan di Kota Malang dipicu oleh aksesibilitas dan kelengkapan fasilitas yang tersedia.
“Ada perguruan tinggi, ada kantor, ada wisata. Akhirnya orang investasi ke Kota Malang, beli rumah. Itu yang membuat kebutuhan rumah terus bertambah,” jelasnya.
Meski demikian, Wahyu menekankan bahwa program 3 juta rumah harus dipahami sebagai agenda bersama di kawasan Malang Raya, bukan berdiri sendiri-sendiri antar-daerah. Ia menyebut keharmonisan antara Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu menjadi kunci keberhasilan program tersebut.
“Yang penting kondusivitas 3 juta rumah ini tidak lepas dari keharmonisan tiga daerah yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wahyu memastikan kolaborasi lintas daerah terus diperkuat. Ia mengungkapkan bahwa dalam kunjungan Menteri Perumahan ke Malang, ketiga daerah telah dikumpulkan untuk membahas target bersama. “Target itu bukan hanya Kota Malang, tapi Malang Raya. Kita berkolaborasi,” katanya.
Baca Juga : Wali Kota Eri Cahyadi Siap Bubarkan Ormas yang Terlibat Premanisme di Surabaya
Wahyu juga menyoroti realitas sosial-ekonomi warga Malang Raya. Banyak masyarakat yang membeli rumah di Kabupaten Malang, namun bekerja dan menggantungkan kehidupan di Kota Malang.
“Rumahnya di kabupaten, tapi penghasilannya di Kota Malang. Fasilitas pendukung hidupnya juga di Kota Malang. Itu yang saling melengkapi,” ungkapnya.
Terkait target pembangunan rumah untuk Malang Raya, Wahyu mengaku masih perlu koordinasi lanjutan. Namun ia memastikan posisi Malang Raya saat ini masih dalam kondisi aman.
“Targetnya tidak terlalu tinggi, tidak juga terlalu rendah. Kita ada di tengah-tengah. Insya Allah hari ini dievaluasi dan masih aman,” pungkasnya.
