Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pendidikan

Jadi Narsum Sekolah Jurnalistik di UIN Malang, Pemred JatimTIMES Bahas Etika Media

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

03 - Oct - 2025, 19:42

Placeholder
Foto bersama para narasumber Sekolah Jurnalistik 2025. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Fakultas Syariah Universtas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menggelar Sekolah Jurnalistik 2025 dengan tema "Dari Ruang Redaksi ke Lapangan: Melatih Insting Jurnalis Masa Depan". Acara yang digelar di Ruang Meeting Fakultas Syariah itu menghadirkan praktisi media hingga akademisi, Jumat (3/10/2025).

Kegiatan ini menghadirkan Pimpinan Redaksi JatimTIMES, Nurlayla Ratri, S.Pd, Wakil Dekan III Fakultas Syariah UIN Maliki Malang Dr. Miftahul Huda, S.HI., M.H., serta Rizka Amaliah, M.Pd selaku pembina tim jurnalis Fakultas Syariah.

Rizka Amaliah, M.Pd selaku pembina tim jurnalis Fakultas Syariah (kiri) memberikan penghargaan kepada Pimpinan Redaksi JatimTIMES, Nurlayla Ratri. (Foto: istimewa)

Rizka Amaliah, M.Pd selaku pembina tim jurnalis Fakultas Syariah (kiri) memberikan penghargaan kepada Pimpinan Redaksi JatimTIMES, Nurlayla Ratri. (Foto: istimewa)

Baca Juga : Siswa SMAN 2 Kota Malang Wakili Jatim di Olimpiade Fisika Nasional

Dalam materinya, Nurlayla Ratri menjelaskan bahwa jurnalistik sejatinya adalah proses pengumpulan, pengolahan, penulisan, hingga penyebaran informasi yang berbasis pada fakta.

“Jurnalistik itu bukan opini pribadi. Tugas jurnalis adalah menyajikan informasi yang benar, diverifikasi, dan dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.

Lyla, sapaan akrabnya, juga menjelaskan fungsi utama jurnalistik yang meliputi empat hal. Di antaranya memberi informasi, mendidik, menghibur, serta menjalankan fungsi kontrol sosial.

“Berita itu bukan hanya memberi tahu, tapi juga mendidik dengan wawasan yang benar, menghibur dengan penyajian yang menarik, dan tentu saja menjadi kontrol sosial agar kekuasaan tidak disalahgunakan,” jelasnya.

Foto bersama para peserta Sekolah Jurnalistik 2025. (Foto: istimewa)

Foto bersama para peserta Sekolah Jurnalistik 2025. (Foto: istimewa)

Lebih lanjut, Lyla juga mengungkap pentingnya kode etik dalam profesi jurnalis. Berita harus akurat, berimbang, tidak beritikad buruk, serta melindungi korban, terutama anak di bawah umur atau korban kejahatan seksual.

“Kalau ada kesalahan, media wajib melakukan koreksi atau klarifikasi. Itu prinsip dasar etika jurnalistik,” tambahnya.

Nurlayla juga membedah unsur nilai berita (news value) yang wajib dipahami mahasiswa. Mulai dari aktual, penting, kedekatan, hingga melibatkan tokoh penting.

“Berita yang bagus selalu menjawab 5W+1H: What, Who, When, Where, Why, dan How,” tuturnya.

Dalam sesi tersebut, Lyla juga menyinggung tantangan jurnalis di era digital. Menurutnya, arus informasi yang begitu cepat di media sosial membuat verifikasi fakta menjadi kunci utama.

“Jurnalis sekarang bukan hanya menulis, tapi juga harus bisa memotret, merekam video, bahkan membuat konten multimedia. Tapi ingat, media sosial hanyalah distributor, bukan pengganti prinsip jurnalistik,” katanya.

Baca Juga : Kehadiran Rektor dan Mahasiswa Internasional di MQKI Jadi Bukti Misi Globalisasi UIN Malang

Ia juga mengingatkan soal penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia jurnalistik. “AI boleh digunakan, tapi hanya sebagai alat bantu. Tetap harus ada kontrol manusia dari awal sampai akhir, sesuai pedoman Dewan Pers,” jelas Lyla.

Menurutnya, mahasiswa perlu memahami perbedaan mendasar antara jurnalis dan humas (PR). “Jurnalis itu netral, kritis, dan berpihak pada kepentingan umum. Sementara PR bertugas menjaga citra positif organisasi atau perusahaan. Jadi orientasinya berbeda,” paparnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Syariah UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag, dalam sambutannya menyebut sekolah jurnalistik ini penting untuk melatih mahasiswa berpikir kritis dan komunikatif.

“Berita itu bisa merefleksikan realitas, tapi juga bisa menciptakan realitasnya sendiri. Karena itu etika jurnalisme harus dijaga agar yang diberitakan adalah sesuatu yang benar,” tegasnya.

Ia menambahkan, kemampuan menulis berita berbeda dengan menulis makalah akademik. “Bahasa jurnalistik itu populer, sederhana, dan mudah dipahami pembaca. Tidak usah terlalu baku seperti KBBI, tapi harus tetap informatif,” katanya.

Prof. Umi juga menekankan bahwa kegiatan ini akan membangun keterampilan investigasi, komunikasi, hingga berpikir kritis.

“Satu fenomena bisa diberitakan dengan cara berbeda oleh lima orang jurnalis. Karena itu penting melatih daya kritis agar berita yang ditulis benar, mendalam, dan bermanfaat bagi publik,” tuturnya.

Di akhir sambutannya, Prof. Umi berpesan agar mahasiswa menjadikan kegiatan ini sebagai bekal berkarier di masa depan. “Siapa tahu nanti lewat jurnalisme Anda bisa berkarier sebagai jurnalis hukum, jurnalis Al-Qur’an, atau bidang lain. Yang penting menulis itu harus dari hati, bukan karena paksaan,” ucapnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya konsistensi dalam menulis. “Targetkan setiap hari ada berita yang lahir dari kalian. Berita tidak boleh menginap karena kalau ditunda, nilainya bisa hilang. Jadi tulislah segera,” pesannya.

Acara ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai program studi di Fakultas Syariah UIN Malang. Para mahasiswa juga diajak langsung praktik menulis berita dengan target menghasilkan karya setiap sesi.


Topik

Pendidikan UIN Malang uin maliki fakultas syatiah uin malang sekolah jurnalistik



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Batu Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni

Pendidikan

Artikel terkait di Pendidikan