Teks Khutbah Jumat 10 Oktober: Menanamkan Nilai Anti Korupsi Sejak Dini pada Generasi Muda

Reporter

Binti Nikmatur

10 - Oct - 2025, 08:53

Potret khutbah Jumat. (Foto: Nexmedia)

JATIMTIMES - Generasi muda merupakan aset berharga sekaligus penentu arah masa depan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan antikorupsi harus dimulai sejak dini agar terbentuk pribadi-pribadi yang jujur, amanah, dan memiliki integritas tinggi.

Menanamkan kesadaran tentang bahaya korupsi bukan hanya tugas sekolah atau lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan lingkungan sosial. Melalui teladan, pembiasaan, dan pendidikan nilai, anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang transparan, bertanggung jawab, serta menolak segala bentuk penyimpangan.

Baca Juga : Cara Datangkan Rezeki Menurut Feng Shui Lewat Dekorasi Pintu Rumah agar Chi Uang Mengalir Lancar

Khutbah Jumat kali ini mengangkat tema “Mendidik Anti Korupsi Generasi Muda Sejak Dini”, dengan harapan menjadi pengingat bagi umat Islam untuk terus berperan aktif dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa agar terbebas dari perilaku koruptif. Semoga khutbah ini memberi manfaat dan menjadi inspirasi dalam menegakkan nilai-nilai kejujuran serta integritas dalam kehidupan sehari-hari.

Khutbah I


الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ شَهَادَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُوقِنِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِينُ، أَدَّى الرِّسَالَةَ وَبَلَّغَ الْأَمَانَةَ، فَكَانَ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللّٰهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّ الْهُدَى وَالرَّحْمَةِ، الْمَبْعُوثِ بِالْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ، خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَإِمَامِ الْمُرْشِدِيْنَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ أَجْمَعِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. صَدَقَ اللّٰهُ العَظِيْمُ 
 
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib berpesan kepada diri sendiri dan seluruh jamaah sekalian agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Caranya adalah dengan terus berpegang teguh pada perintah-Nya serta menjauhi segala bentuk larangan-Nya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak (pula) bersedih.” (QS. Al-Ahqaf: 13)

Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Tafsir Marah Labid (jilid 2, halaman 408) memberikan penjelasan tentang ayat ini:

أَيْ ٳِنَّ الَّذِينَ جَمَعُوا بَيْنَ التَّوْحِيْدِ وَالِاسْتِقَامَةِ فِي أُمُوْرِ الدِّينِ فَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ آمِنُونَ مِنَ الْأَهْوَالِ وَزَائِلٌ عَنْهُمْ خَوْفُ الْعِقَابِ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mampu menggabungkan antara tauhid (mengakui keesaan Allah) dan istiqamah (konsisten dalam menjalankan ajaran agama, baik dalam perintah maupun larangan), maka pada hari kiamat kelak mereka akan aman dari segala ketakutan dan terbebas dari rasa takut akan azab.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Generasi muda adalah penentu masa depan umat dan bangsa. Mereka ibarat tunas yang akan tumbuh menjadi penopang utama kehidupan di masa mendatang. Karena itu, sudah sepatutnya mereka dibekali dengan pendidikan yang kuat, tidak hanya dalam bidang ilmu dan keterampilan, tetapi juga nilai-nilai moral, akhlak, dan spiritualitas.

Dengan pembinaan karakter sejak dini, generasi muda diharapkan mampu tumbuh sebagai pribadi yang berintegritas, jujur, dan bertanggung jawab, sehingga kelak menjadi pemimpin yang adil dan amanah. Allah Ta’ala berfirman:

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatirkan (nasibnya). Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa’: 9)

Imam Al-Qusyairi dalam kitab Lathaif Al-Isyarat (jilid 1, halaman 316) menafsirkan ayat tersebut dengan penjelasan yang mendalam:

بَيَّنَ فِي هَذِهِ اٱلْآيَةِ أَنَّ اَلَّذِي يَنْبَغِي لِلْمُسْلِمِ أَنْ يَدَّخِرَهُ لِعِيَالِهِ اَلتَّقْوَى وَالصَّلَاحَ لَا اَلْمَالَ لِأَنَّهُ لَمْ يَقُلْ فَلْيَجْمَعُوا اَلْمَالَ وَلْيُكْثِرُوا لَهُمُ اَلْعِقَارَ وَلْيُخْلِفُوا اَلْأَثَاثَ بَلْ قَالَ: فَلْيَتَّقُوا اَللّٰهَ فَإِنَّهُ يَتَوَلَّى اَلصَّالِحِينَ

Baca Juga : Baca Amalan Ini Setelah Salat Jumat, Dijamin Selamat hingga Jumat Berikutnya!

Artinya: “Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa hal terbaik yang seharusnya ditinggalkan seorang muslim untuk keluarganya setelah ia wafat bukanlah harta benda, melainkan ketakwaan dan kebaikan. Sebab Allah tidak berfirman, ‘Kumpulkanlah harta, perbanyaklah tanah, dan tinggalkanlah barang-barang berharga,’ tetapi berfirman, ‘Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah,’ karena Allah sendiri yang akan menjaga orang-orang saleh.

Dengan demikian, pesan utama ayat tersebut mengingatkan umat Islam agar lebih fokus membekali anak keturunan dengan nilai takwa dan akhlak yang baik, bukan semata-mata harta duniawi. Sebab, ketakwaan akan menjadi pelindung sejati bagi generasi mendatang, sementara kekayaan tanpa iman hanya akan menjadi sumber kelemahan dan kehancuran moral.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Mempersiapkan generasi muda agar memiliki jiwa anti-korupsi bukanlah hal yang mudah. Proses ini membutuhkan waktu panjang, bahkan bisa berlangsung lintas generasi. Diperlukan pendidikan yang tepat, ketegasan dalam penerapan nilai, lingkungan yang mendukung, serta keteladanan nyata dari para pendahulunya. Semua ini menjadi tanggung jawab kita bersama.

Ada tiga faktor yang dapat menjadi pondasi utama dalam menanamkan pendidikan antikorupsi bagi generasi muda. Pertama, memberikan teladan yang baik. Anak muda saat ini tumbuh di era yang tidak kekurangan sumber daya, baik dari sisi ekonomi maupun teknologi. Namun, mereka justru sangat membutuhkan contoh nyata tentang bagaimana hidup dengan kejujuran dan integritas. Maka dari itu, peran keluarga, terutama orang tua, menjadi sangat penting. Melalui pembiasaan disiplin, kejujuran, tanggung jawab, dan konsistensi dalam perilaku sehari-hari, anak-anak akan tumbuh dengan karakter kuat yang menolak segala bentuk kecurangan.

Kedua, memberikan pemahaman kepada generasi muda bahwa korupsi adalah tindakan tercela yang merugikan diri sendiri, masyarakat, bahkan bangsa secara keseluruhan. Di tengah kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi saat ini, bukan hal yang sulit untuk menanamkan kesadaran mengenai bahaya korupsi. Namun, lebih dari sekadar pengetahuan, anak muda perlu ditanamkan semangat untuk berani melawan dan mencegah praktik-praktik koruptif sejak dini. Semuanya harus dimulai dari kesadaran pribadi, bahwa perubahan besar lahir dari diri sendiri.

Ketiga, menciptakan lingkungan yang jujur, kondusif, dan penuh nilai pembelajaran. Lingkungan berperan besar dalam membentuk karakter seseorang. Oleh karena itu, membangun ekosistem sosial yang mendukung nilai-nilai kejujuran sangatlah penting.

Contoh yang bisa diteladani adalah kehidupan di pondok pesantren. Di sana, para santri dibimbing dengan contoh dari para kiai dan ustaznya, diberi pemahaman mendalam tentang buruknya korupsi, serta diperkuat dengan pendidikan spiritual yang kokoh. Inilah model pendidikan karakter yang bisa melahirkan generasi berintegritas tinggi.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kita perlu menyadari bahwa akar dari korupsi berawal dari hilangnya disiplin dan kegagalan menciptakan budaya keteladanan, mulai dari masyarakat kecil hingga kalangan pemimpin. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan menjadi alasan kuat mengapa pendidikan antikorupsi harus ditanamkan sejak dini.

Salah satu penyebab terbesar seseorang terjerumus dalam perilaku koruptif adalah kebiasaan berbohong yang dianggap sepele dan akhirnya menjadi hal biasa. Padahal, kebohongan adalah induk dari segala sifat tercela. Ia membuka jalan bagi berbagai dosa dan perilaku buruk lainnya. Rasulullah SAW telah memperingatkan dalam sabdanya:

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Artinya: “Jauhilah kedustaan, karena sesungguhnya kedustaan itu menuntun kepada kefajiran, dan kefajiran akan menuntun ke neraka. Seseorang yang terbiasa berdusta dan terus berupaya melakukannya, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Hadis ini menjadi pengingat bahwa kejujuran adalah akar dari kebaikan, sementara kebohongan adalah pintu menuju kehancuran moral. Maka, menanamkan budaya jujur dan disiplin sejak dini adalah langkah untuk membangun generasi muda yang berkarakter dan bebas dari korupsi.
 
Demikianlah khutbah Jumat pada siang hari ini. Semoga apa yang telah disampaikan dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Mari kita berdoa agar diri kita dan generasi penerus dijauhkan dari segala sifat tercela, serta diberi kekuatan untuk menapaki masa depan yang lebih baik dan penuh keberkahan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
 
Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ، فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
 اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ، رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
 
عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ