Retret Pimpinan UIN Maliki Malang 2025: Teguhkan Komitmen Menuju Kampus Berdaya Saing Global

Editor

Dede Nana

12 - Sep - 2025, 05:21

UIN Maliki Malang menggelar Retreat Pimpinan tahun 2025 (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Sebanyak 143 pimpinan unit di lingkungan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang berkumpul dalam Retret Pimpinan 2025 yang digelar di Poltekad Malang. Retret ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat, 12 September hingga Minggu, 14 September 2025. 

Para peserta terdiri dari wakil rektor, kepala biro, kepala UPT, hingga ketua unit, yang selama tiga hari ditempa dalam suasana kebersamaan, disiplin, dan refleksi kepemimpinan.

Baca Juga : Gula Kelapa Ngoran Naik Kelas, Berkat Sentuhan Model JEMPOL Unisba Blitar

Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si., CAHRM., CRMP., menegaskan bahwa retret ini bukanlah pertemuan biasa. Ia menyebutnya sebagai momentum bersejarah yang menandai kesungguhan kampus dalam meneguhkan visi menuju perguruan tinggi yang berdaya saing global.

1

“Tema retret ini adalah inovasi dan akselerasi menuju perguruan tinggi berdaya saing global. Tema ini sangat relevan dengan dinamika dunia yang terus bergerak cepat. Tidak ada lagi alasan untuk tertinggal. Cita-cita besar kita adalah mencerdaskan anak bangsa, menghadirkan lulusan yang berkualitas, dan memastikan mereka mampu terserap di dunia kerja,” ucap Rektor saat membuka kegiatan.

Kegiatan ini, menurutnya, digelar di tempat yang penuh keberkahan, Poltekat Malang, yang dikenal sebagai ruang pendadaran anak bangsa. Pemilihan lokasi bukan tanpa alasan. Ia ingin seluruh pimpinan belajar dalam suasana berbeda, meninggalkan rutinitas kampus sejenak, dan merasakan pentingnya kebersamaan dalam membangun kultur organisasi.

 

3

Retret ini diarahkan untuk mencapai tiga tujuan besar. Pertama, meneguhkan visi UIN Malang sebagai pusat peradaban pendidikan Islam berbasis Smart University. Kedua, memperkuat integritas dan tanggung jawab dalam kepemimpinan, dengan menekankan pelayanan terbaik bagi pemangku kepentingan. Ketiga, merancang capaian kinerja terukur, baik jangka pendek dalam 100 hari kerja maupun jangka panjang hingga periode 2029.

Rektor menekankan bahwa amanah pendidikan bukan hanya dititipkan oleh negara, melainkan juga oleh orang tua mahasiswa. Banyak orang tua yang berkorban besar, bahkan menjual tanah atau ternak, demi anaknya bisa menempuh studi di UIN Malang.

2

“Harapan mereka adalah agar anaknya menjadi generasi yang saleh, cerdas, dan menjadi kebanggaan keluarga. Amanah sebesar ini tidak boleh kita abaikan. Kita harus menjaga kepercayaan ini dengan sepenuh hati,” tegasnya.

Suasana retret juga dirancang penuh kedisiplinan. Para pimpinan diwajibkan tepat waktu dalam setiap sesi. Bahkan saat makan, mereka diberi waktu hanya 15 menit tanpa boleh berbicara. Aturan ini dimaksudkan untuk membentuk karakter kepemimpinan yang kuat.

5

“Kalau dalam hal kecil saja kita tidak bisa disiplin, bagaimana mungkin kita bisa memimpin dengan baik? Retret ini melatih kita tidak hanya untuk menjadi pemimpin, tetapi juga menjadi orang yang mau dipimpin dengan baik,” tambah Rektor.

Selama tiga hari, peserta juga diajak merasakan arti kebersamaan. Semua tinggal di tempat yang sama, berbagi ruang, makan bersama, dan mengikuti aturan yang seragam. Tidak ada perbedaan jabatan, tidak ada sekat birokrasi. Kesetaraan ini diharapkan dapat menumbuhkan solidaritas dan menghilangkan prasangka antarunit di kampus.

Selain itu, peserta retret juga diajak memahami  program prioritas Kementerian Agama yang akan dijalankan hingga 2029. Dalam konteks ini, retret berfungsi sebagai ruang perencanaan. Setiap pimpinan diberi tanggung jawab menyusun strategi sesuai bidang masing-masing. Melalui aplikasi yang sudah disiapkan, seluruh kinerja akan dimonitor secara rutin, baik bulanan maupun selama 100 hari kerja pertama.

4

Retret ini tidak hanya menjadi ajang penyusunan program, tetapi juga ruang pembentukan mentalitas pemimpin. Setiap aturan, mulai dari larangan terlambat hingga kewajiban disiplin saat makan, dimaksudkan untuk membiasakan kepemimpinan yang berkarakter kuat. “Kalau di kampus kita menjadi driver, maka di sini kita belajar menjadi passenger yang baik. Dari sini kita belajar arti kepemimpinan yang seimbang,” ungkap salah satu narasumber.

Baca Juga : Parlemen Remaja 2025, DPRD Magetan: Modal Penting Pemimpin Masa Depan

Pada akhirnya, retret ini diharapkan mampu menumbuhkan loyalitas, kebersamaan, dan semangat baru bagi seluruh pimpinan UIN Malang. Sepulang dari Poltekad, mereka tidak hanya membawa seragam yang sama, tetapi juga membawa tekad yang sama untuk membangun kampus lebih maju. Visi besar untuk menjadikan UIN Malang sebagai perguruan tinggi Islam yang berdaya saing global bukan lagi sekadar wacana, melainkan komitmen bersama yang harus diwujudkan secara nyata.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang membekali para pimpinan dengan materi strategis. Salah satunya, Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si., penasihat ahli Menteri Agama RI, yang menyoroti pentingnya jejaring sosial dalam membangun kelembagaan perguruan tinggi bertaraf internasional. Ia menekankan perlunya para pimpinan menjadi agen perubahan.

“Seorang agen perubahan adalah mereka yang mampu memproduksi tindakan kreatif, bukan hanya mengikuti arus. Agen ini yang akan membawa perguruan tinggi untuk beradaptasi dengan perubahan sosial yang cepat,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa kepemimpinan di perguruan tinggi tidak cukup hanya dengan mengelola administrasi. Para pimpinan dituntut untuk melahirkan inovasi, membangun jejaring, dan menjawab tantangan global dengan langkah nyata.