Aliansi Perempuan Indonesia Demo 3 September 2025: Desak Prabowo Hentikan Kekerasan Aparat

02 - Sep - 2025, 07:49

Ilustrasi demo. (Foto: Pixabay)

JATIMTIMES - Gelombang aksi demonstrasi yang melanda ibu kota Jakarta sejak akhir Agustus 2025 terus berlanjut. Kali ini, giliran Aliansi Perempuan Indonesia yang turun ke jalan dan menggelar aksi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Rabu, 3 September 2025.

Diperkirakan sekitar 300 peserta dari berbagai elemen perempuan akan ikut serta dalam aksi ini. Mereka membawa sejumlah tuntutan yang difokuskan pada penghentian kekerasan aparat terhadap massa demonstran yang sebelumnya marak terjadi di berbagai kota.

Baca Juga : Pemkot Malang Gandeng Forkopimda dan Ojol, Gelar Apel Damai Lawan Isu Provokasi

Tuntutan Utama Aliansi Perempuan Indonesia

Perwakilan dari organisasi Perempuan Mahardhika, Mutiara Ika, menegaskan bahwa aksi ini diarahkan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto. Mereka menuntut agar pemerintah segera menghentikan tindakan represif aparat, khususnya TNI dan Polri, yang belakangan kerap dikritik karena dianggap berlebihan dalam menghadapi aksi rakyat.

“Kami menuntut Presiden Prabowo untuk segera menghentikan kekerasan negara dengan menarik mundur aparat dari jalanan. Kami juga mendesak penghentian patroli yang menyasar kampus dan rumah warga, karena itu menciptakan iklim ketakutan,” tegas Mutiara dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/9/2025).

Aksi ini juga dilatarbelakangi oleh insiden penembakan gas air mata ke dalam area Universitas Pasundan dan Universitas Islam Bandung pada Senin, 1 September 2025. Kejadian tersebut menambah daftar panjang praktik represif aparat yang dipandang tidak manusiawi.

Poster Aksi dengan Seruan Tegas

Aliansi Perempuan Indonesia telah menyebarkan poster aksi dengan latar hitam dan ornamen merah muda. Dalam poster itu, mereka menjadwalkan demonstrasi dimulai pukul 10.00 WIB di depan Gedung DPR RI.

Slogan utama yang mereka bawa berbunyi: “Prabowo hentikan kekerasan negara sekarang juga.”

Isu Lain yang Disuarakan

Selain menuntut penghentian kekerasan aparat, Aliansi Perempuan Indonesia juga menyoroti isu lain yang dinilai penting, antara lain:

• Menolak praktik pemborosan anggaran negara yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi pejabat.

• Mendesak pemerintah agar tidak mudah memberi label makar atau terorisme pada gerakan rakyat.

Baca Juga : Pemkab Malang Fasilitasi Pengobatan Bayi 5 Bulan Penderita Hidrosefalus

• Meminta perlindungan hukum bagi korban kekerasan dan para demonstran yang ditangkap.

Menurut mereka, akar persoalan dari meningkatnya gelombang protes ini tidak bisa dilepaskan dari masalah ekonomi rakyat yang kian terhimpit.

Bagian dari Gelombang Demonstrasi Nasional

Aksi yang dilakukan Aliansi Perempuan Indonesia merupakan kelanjutan dari serangkaian demonstrasi sebelumnya. Sejak 25 Agustus 2025, berbagai elemen masyarakat turun ke jalan dengan beragam tuntutan, mulai dari penolakan tunjangan DPR, aksi buruh pada 28 Agustus, hingga demonstrasi mahasiswa yang berujung ricuh.

Situasi kian memanas setelah tragedi yang menewaskan Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek online, akibat terlindas kendaraan taktis Brimob. Peristiwa ini menjadi pemicu utama ledakan kemarahan publik dan memperluas skala aksi ke berbagai kota besar di Indonesia.

Aksi Aliansi Perempuan Indonesia pada 3 September 2025 ini diperkirakan menjadi salah satu titik penting dalam rangkaian demonstrasi nasional. Tuntutan mereka tidak hanya menyoal penghentian kekerasan aparat, tetapi juga menyuarakan keadilan sosial, perlindungan warga, hingga pengelolaan negara yang lebih berpihak pada rakyat.

Dengan semakin meluasnya gelombang protes, publik kini menantikan bagaimana respons pemerintah terhadap aspirasi yang disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk suara perempuan yang semakin lantang terdengar di jalanan.