10 Demonstrasi Terbesar Sepanjang Sejarah Dunia, Indonesia Ikut Catatkan Aksinya?
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
01 - Sep - 2025, 10:31
JATIMTIMES - Belakangan ini, Indonesia tengah diwarnai gelombang demonstrasi yang berlangsung sejak 25 Agustus 2025 hingga memasuki September 2025. Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, hingga Makassar. Aksi yang melibatkan mahasiswa, buruh, hingga kelompok masyarakat sipil ini menyoroti isu-isu politik, dugaan korupsi pejabat negara, hingga tuntutan perbaikan kebijakan pemerintah.
Sejumlah insiden juga turut mewarnai, mulai dari bentrokan dengan aparat, perusakan fasilitas publik di Malang, hingga upaya massa menerobos pagar Gedung DPR RI di Jakarta. Situasi ini membuat publik teringat bahwa unjuk rasa bukanlah hal baru dalam perjalanan sejarah, melainkan bagian dari dinamika sosial dan politik di seluruh dunia.
Baca Juga : BEM Malang Raya Batalkan Aksi Demonstrasi Hari Ini, Berikut Alasannya
Faktanya, dari Asia hingga Amerika, jutaan orang pernah bersatu menyuarakan perubahan besar. Sejarah mencatat, sejumlah demonstrasi bahkan menjadi titik balik penting yang mengubah arah bangsa, runtuhnya rezim otoriter, hingga mendorong terciptanya kebijakan global baru. Berikut daftar demonstrasi terbesar dan paling berpengaruh sepanjang sejarah dunia.
1. Revolusi Rakyat Filipina (1986)
Pada 1986, rakyat Filipina turun ke jalan menentang kepemimpinan Ferdinand Marcos yang sudah berkuasa selama dua dekade. Pemilu yang dianggap penuh kecurangan memicu jutaan orang melakukan protes besar-besaran.
Gereja Katolik turut mengecam jalannya pemilu, sementara sebagian militer membelot dari Marcos. Tanpa kekuatan militer yang solid, Marcos akhirnya melarikan diri, dan Corazon Aquino dilantik sebagai presiden baru. Peristiwa ini dikenal sebagai People Power Revolution.
2. Demonstrasi Jalan Baltik (1989)
Pada 23 Agustus 1989, sekitar dua juta orang di Latvia, Lituania, dan Estonia membentuk rantai manusia sepanjang 643 km. Aksi ini menjadi simbol perlawanan terhadap rezim Komunis Uni Soviet.
Lebih dari seperempat penduduk Negara Baltik berpegangan tangan malam itu. Aksi damai ini menjadi momentum runtuhnya pengaruh Soviet di Eropa Timur, sekaligus jalan menuju kemerdekaan ketiga negara tersebut.
3. Protes Tembok Berlin (1989)
Demonstrasi rakyat Jerman Timur pada 1989 memberi tekanan besar pada pemerintah otoriter. Setelah 28 tahun, Tembok Berlin akhirnya runtuh pada 9 November 1989. Peristiwa ini menjadi simbol berakhirnya Perang Dingin dan bersatunya kembali Jerman.
4. Tragedi Tiananmen, Beijing (1989)
Sekitar satu juta mahasiswa dan masyarakat menduduki Lapangan Tiananmen untuk menuntut reformasi demokrasi. Namun, pada Juni 1989, militer Tiongkok mengerahkan tank untuk membubarkan massa.
Jumlah korban jiwa tidak pernah diumumkan secara resmi, tetapi diperkirakan mencapai ratusan hingga ribuan orang. Tragedi ini memicu kecaman keras dari dunia internasional.
5. Aksi Anti-Apartheid Afrika Selatan (1994)
Partai African National Congress (ANC) yang dipimpin Nelson Mandela menggelar aksi "Stay at Home" pada 26 Juni 1994. Ratusan ribu orang Afrika Selatan menentang sistem apartheid dengan mogok kerja massal.
Tanggal 26 Juni kemudian diperingati sebagai Hari Kebebasan Nasional hingga Afrika Selatan resmi menghapus sistem apartheid.
6. Protes Anti-Perang Irak (2003)
Invasi Amerika Serikat ke Irak memicu protes global pada 15 Februari 2003. Lebih dari 600 kota di dunia menggelar aksi menolak kebijakan Presiden George W. Bush.
Roma mencatat 3 juta peserta, London 750 ribu, dan Madrid 1,5 juta. Meski tidak menghentikan invasi, demonstrasi ini tercatat sebagai salah satu aksi anti-perang terbesar sepanjang sejarah.
Baca Juga : Siswa PAUD-SD-SMP di Kabupaten Malang Tetap Sekolah Tatap Muka, Dinas Pendidikan: Lihat Perkembangan Sikon
7. Women’s March (2017)
Dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden AS pada 2017 memicu protes besar dari kalangan perempuan. Mereka menilai Trump merendahkan perempuan selama kampanye.
Ratusan ribu orang berunjuk rasa di seluruh dunia, dengan pusat aksi di Washington D.C. yang diikuti sekitar 500 ribu peserta.
8. March for Science (2017)
Masih di era Trump, pada Hari Bumi 22 April 2017, lebih dari 1 juta orang di berbagai negara menggelar March for Science. Mereka menuntut kebijakan berbasis riset, terutama terkait perubahan iklim dan kesehatan publik. Di Washington D.C. saja, tercatat lebih dari 100 ribu peserta.
9. Black Lives Matter – George Floyd (2020)
Kematian George Floyd di Minneapolis akibat kekerasan polisi pada Mei 2020 memicu gelombang protes global. Gerakan Black Lives Matter mengorganisir jutaan orang di lebih dari 75 kota di Amerika Serikat dan berbagai negara lain.
Isu diskriminasi rasial menjadi sorotan dunia, menjadikan aksi ini salah satu gerakan hak asasi manusia terbesar di abad ke-21.
10. Demonstrasi Petani India (2020–2021)
Protes petani India tercatat sebagai aksi demonstrasi terbesar dalam sejarah modern. Sekitar 250 juta orang turun ke jalan menentang undang-undang pertanian yang dianggap merugikan petani.
Setelah lebih dari setahun aksi blokade jalan, mogok makan, hingga membakar ladang, akhirnya pemerintah Narendra Modi mencabut undang-undang kontroversial tersebut pada November 2021.
Sejarah membuktikan bahwa suara rakyat mampu mengubah arah bangsa, bahkan dunia. Dari Filipina hingga India, dari Afrika Selatan hingga Amerika, jutaan orang pernah bersatu menuntut keadilan.
Kini, dengan demonstrasi yang kembali mengguncang Indonesia sejak Agustus 2025, publik menunggu: apakah sejarah akan mencatat momen ini sebagai salah satu gerakan terbesar di dunia?