Besok, Bupati Malang Rendra Kresna Buka Semarak Gumebyar Pesona Wisata Gunung Kawi
Reporter
imam syafii
Editor
Lazuardi Firdaus
18 - Sep - 2017, 04:56
Ritual tahunan Gumebyar Pesona Budaya Gunungkawi 2017 bakal berlangsung mulai Selasa besok. Bupati Malang Dr H Rendra Kresna akan membuka acara yang digelar dalam rangka memperingati Suroan serta wafatnya Eyang Djugo (Kiai Zakaria) ke-151 dan Haul Ke-146 RM Imam Soedjono, dua leluhur Gunung Kawi itu yang dipusatkan di Desa Wonisari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Rangkaian yang digelar mulai 19 hingga 21 September itu, hari pertama dibuka dengan festival produk olahan unggulan ketela (telo) yang diikuti 33 kecamatan di wilayah Kabupaten Malang. Lomba tersebut sekaligus penilaian festival kuliner olahan ketela diiringi kesenian masyarakat Gunung Kawi
"Masing-masing kecamatan mengirimkan minimal dua peserta beradu mengolah makanan telo. Usai itu, acara penilaian lomba makanan olahan ketela ," kata Kepala Desa Wonosari Kuswanto kepada MalangTIMES.
Teknis lomba olahan ketela ini, peserta dari 33 kecamatan bebas membuat kreasi dari makanan olahan ketela. Nanti kuliner pemenang lomba itu akan dijadikan khas oleh-oleh khas masyarakat Gunung Kawi. Dilanjutkan pameran produk unggulan warga dan pameran olahan ketela diiringi kesenian tradisional warga Gunung Kawi./p>
Kuswanto menjelaskan, lomba olahan ketela diadakan karena Desa Wonosari memiliki potensi pangan yang melimpah. Salah satu unggulannya adalah ketela.
"Ketela Desa Wonosari memiliki tekstur dan rasa yang berbeda dengan ketela lainnya. Warnyanya putih dan rasanya manis. Bentuknya agak lonjong," ucapnya. Bahkan Disparbud Kabupaten Malang ingin menjadikan ketela Gunung Kawi menjadi produk olahan khas.
Di samping itu, 20 September nanti diadakan lomba cipta tari khas Gunung Kawi yang pesertanya dari 33 kecamatan. Lomba ini digelar karena warga Gunung Kawi belum memiliki ciri khas tarian.
"Aturan lomba tari, peserta menampilkan tarian, baju adat, dan lagunya disertai deskripsinya seperti apa. Sekarang sudah banyak yang mengirim video tarian kepada panitia," ucap Kuswanto.
Pada 20 September ada kualifikasi menentukan lima tari, lagu, pakaian khas Gunung Kawi terbaik. Finalnya digelar pada puncak acara 21 September, yang juga dibarengkan dengan kirab budaya ritual Suroan.
Puncak acara kirab budaya ritual satu Suro merupakan acara inti warga Desa Wonosari sebagai lambang rasa syukur dan melestarikan budaya sekaligus menghormati Eyang Djugo dan RM Imam Soedjono. Nanti kirab budaya diikuti 14 RW setempat dan ritual arakan ogoh-ogoh yang berangkat dari Terminal Wonosari serta finis di pesarehan Gunung Kawi. Terakhir ada ritual pembakaran ogoh ogoh sangkala (tokoh jahat) beetujuan agar bentuk kejahatan di Desa Wonosari hilang dan membawa keberkahan. (*)